Cuteki cute & kawaii
Kononnya, ada seorang perempuan yang terlalu inginkan anak. Seorang pari-pari tua memberi perempuan itu sebiji benih, "Tanamlah benih ini. Ia akan berikan kamu seorang anak!" Perempuan itu menanamnya. Tidak lama kemudian, tumbuh sekuntum bunga yang besar dan cantik. Di tengah-tengah bunga itu, ada seorang budak perempuan! Budak erempuan itu dinamakan Thumbelina kerana ketinggiannya hanya sebesar ibu jari. Dia periang, baik hati dan sangat suka menyanyi. Walaupun semakin dewasa, badan Thumbelina tidak membesar. Suatu malam, seekor kodok yang besar dan hodoh menculik Thumbelina. "Kamu akan berkahwin dengan anakkku. Kemudian, kamu akan memasak dan mengemas untuk kami!" kata kodok itu.Thumbelina meminta pertolongan daripada ikan bagi melepaskan dirinya. Beberapa ekor ikan berasa kasihan, lalu menariknya ke atas daun teratai dan membanya ke kediaman seekor tikus tua. Tikus tua sangat gembira menerima Thumbelina tinggal bersamanya. Jiran tikus tua itu, Mr. Mole, suka mendengar Thumbelina menyanyi dan dia mula mengunjungi mereka. Suatu hari, Mr. Mole menunjukkan rumahnya yang berada di bawah tanah kepada Thumbelina. Kemudian, Mr. Mole menyatakan hasratnya untuk mengahwini Thumbelina. Thumbelina sungguh terkejut. Dia enggan mengahwini Mr Mole! Selepas meminta pertolongan daripada burung biru, Thumbelina dibawa terbang ke negeri ajaib. Semua penduduk di situ setinggi Thumbelina! Thumbelina berkahwin dengan putera yangan kacak dan hidup bahagia selama-lamanya.
Tersebutlah seorang raja laut yang ditinggalkan oleh permaisurinya.
Maka hidupnya hanya ditemani oleh enam orang putrinya dengan diasuh oleh
seorang neneknya.
Neneknya membuat peraturan, bahwa hanya jika sudah berusia lima belas tahun cucunya boleh muncul ke permukaan laut melihat dunia manusia.
“Kenapa harus begitu, Nek?” tanya seorang cucunya.
“Begitulah, agar kalian nampak cantik dilihat oleh manusia di daratan,” jawab neneknya.
Waktu pun berlalu. Satu perrsatu putri-putri itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Namun diantara putri-putri cantik itu yang paling cantik adalah Puteri Duyung bungsu.
Ombak akan tenang bilamana Puteri Duyung muncul ke permukaan laut.
Pada suatu hari Putri Duyung bungsu muncul di permukaan laut. Dilihatnya sebuah perahu semakin mendekatinya. “Alangkah tampannya penumpang perahu itu. O, yang itu lebih tampan lagi,” katanya kepada dirinya sendiri setelah dekat dengan perahu. Dia memang heran, karena penumpang yang dianggapnya paling tampan adalah Putra seorang raja.
Tiba-tiba cuaca berubah menjadi buruk. Angin taufan menyambar-nyambar perahu. Perahu jadi oleng. Dan akhirnya perahu itu tenggelam. Melihat kecelakaan tersebut Putri Duyung sangat kasihan kepada Putra Raja. Ditolongnya pemuda itu. Dalam keadaan pingsan Putra Raja diletakkan di tepi pantai, sedang dia sendiri kembali pulang kedasar laut.
Tapi sulit bagi Putri Duyung untuk melupakan wajah yang tampan itu. Maka dia menceritakannya kepada kakak-kakaknya apa yang telah dialaminya. Kakak-kakaknya tertawa memperolok.
“Pantas saja kau jadi pemurung kini,” kata salah seorang kakaknya.
Karena amat rindu kepada Putra Raja, Putri Duyung ingin pergi ke permukaan laut. Ingin menjumpai Putra Raja. Sebenarnya neneknya melarang agar jangan sekali-kali menjumpai Putra Raja, karena ekor Putri Duyung sangat buruk dan tak disukai oleh manusia. Namun Putri Duyung tetap berkemauan keras. Dia pergi kepada Pesihir.
“Aku bisa menolongmu, kau berkaki cantik asal suaramu boleh kuminta,” kata Pesihir.
“Baiklah,” jawab Putri Du¬yung.
“Minumlah obat ini jika kau sudah sampai di permukaan laut,”Putri Duyung mengangguk.
Sesampainya di permukaan laut, obat dari Pesihir itu diminumnya. Seketika itu juga dia pingsan. Tapi setelah siuman Putri Duyung melihat disampingnya telah duduk Putra Raja dengan tersenyum. Alangkah bahagia hati Putri Duyung. Tapi sayang ketika Putra Raja yang tampan menanyakannya, Putri Duyung tak bisa bersuara. Dia ingat bahwa suaranya telah diberikan kepada Pesihir. Dengan begitu Putra Raja seolah hanya berhadapan dengan seorang gadis cantik tetapi bisu. Kecewalah hati Putra Raja. Menangislah Putri Duyung ketika Putra Raja meninggalkannya. Dia pun jadi putus asa. Kemudian dia mencebur ke laut pulang ke istana ayahnya. Dia sangat malu kepada manusia. Itulah maka Putri Duyung selalu mengelak dari pandangan manusia. ***
Neneknya membuat peraturan, bahwa hanya jika sudah berusia lima belas tahun cucunya boleh muncul ke permukaan laut melihat dunia manusia.
“Kenapa harus begitu, Nek?” tanya seorang cucunya.
“Begitulah, agar kalian nampak cantik dilihat oleh manusia di daratan,” jawab neneknya.
Waktu pun berlalu. Satu perrsatu putri-putri itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Namun diantara putri-putri cantik itu yang paling cantik adalah Puteri Duyung bungsu.
Ombak akan tenang bilamana Puteri Duyung muncul ke permukaan laut.
Pada suatu hari Putri Duyung bungsu muncul di permukaan laut. Dilihatnya sebuah perahu semakin mendekatinya. “Alangkah tampannya penumpang perahu itu. O, yang itu lebih tampan lagi,” katanya kepada dirinya sendiri setelah dekat dengan perahu. Dia memang heran, karena penumpang yang dianggapnya paling tampan adalah Putra seorang raja.
Tiba-tiba cuaca berubah menjadi buruk. Angin taufan menyambar-nyambar perahu. Perahu jadi oleng. Dan akhirnya perahu itu tenggelam. Melihat kecelakaan tersebut Putri Duyung sangat kasihan kepada Putra Raja. Ditolongnya pemuda itu. Dalam keadaan pingsan Putra Raja diletakkan di tepi pantai, sedang dia sendiri kembali pulang kedasar laut.
Tapi sulit bagi Putri Duyung untuk melupakan wajah yang tampan itu. Maka dia menceritakannya kepada kakak-kakaknya apa yang telah dialaminya. Kakak-kakaknya tertawa memperolok.
“Pantas saja kau jadi pemurung kini,” kata salah seorang kakaknya.
Karena amat rindu kepada Putra Raja, Putri Duyung ingin pergi ke permukaan laut. Ingin menjumpai Putra Raja. Sebenarnya neneknya melarang agar jangan sekali-kali menjumpai Putra Raja, karena ekor Putri Duyung sangat buruk dan tak disukai oleh manusia. Namun Putri Duyung tetap berkemauan keras. Dia pergi kepada Pesihir.
“Aku bisa menolongmu, kau berkaki cantik asal suaramu boleh kuminta,” kata Pesihir.
“Baiklah,” jawab Putri Du¬yung.
“Minumlah obat ini jika kau sudah sampai di permukaan laut,”Putri Duyung mengangguk.
Sesampainya di permukaan laut, obat dari Pesihir itu diminumnya. Seketika itu juga dia pingsan. Tapi setelah siuman Putri Duyung melihat disampingnya telah duduk Putra Raja dengan tersenyum. Alangkah bahagia hati Putri Duyung. Tapi sayang ketika Putra Raja yang tampan menanyakannya, Putri Duyung tak bisa bersuara. Dia ingat bahwa suaranya telah diberikan kepada Pesihir. Dengan begitu Putra Raja seolah hanya berhadapan dengan seorang gadis cantik tetapi bisu. Kecewalah hati Putra Raja. Menangislah Putri Duyung ketika Putra Raja meninggalkannya. Dia pun jadi putus asa. Kemudian dia mencebur ke laut pulang ke istana ayahnya. Dia sangat malu kepada manusia. Itulah maka Putri Duyung selalu mengelak dari pandangan manusia. ***
Karangan Jenis Dialog / Temu Ramah / Perbualan / Wawancara
· terbahagi kepada dua jenis
i. dialog dan perbualan ( lebih berkisar kepada persoalan biasa seperti bertanya khabar dan
perbualan menerusi telefon.)
ii. wawancara dan temu ramah ( lebih kepada perbualan rasmi, pertanyaan kepada orang yang
lebih dihormati , atau ingin tahu sesuatu perkara )
· seperti jenis karangan lain, karangan jenis ini juga mempunyai tajuk / topik yang utama
· setiap karangan ini mempunyai sekurang-kurangnya dua watak atau lebih
· sebelum memulakan karangan boleh disertakan keterangan tetapi janganlah terlalu panjang. Lihat contoh :
Abu diminta oleh guru kelas menemu ramah Guru Besar sebelum beliau bersara. Hasil temu ramah itu akan dimuatkan di dalam majalah sekolah. Berikut merupakan hasil temu ramah tersebut.
· Format karangan ini
nama watak ditulis selari di sebelah kiri
selepas nama watak dibubuh tanda titik bertindih ( : ) juga dalam keadaan selari
contoh :
Nama A : Assalamualaikum, Makcik.
Nama B : Waalaikummussalam
Nama A : Apa khabar Makcik ?
Nama B :
· Mulakan perbualan dengan salam sejahtera
· anda perlu menggunakan kata ganti nama diri yang sesuai. Jika orang yang dibawa berbual itu berumur gunakan panggilan “Encik”, “Tuan”, ataupun “Makcik”
· pastikan anda tahu tentang hal atau perkara yang akan kita tulis untuk bahan temuramah / dialog.
· boleh gunakan bahasa kiasan atau peribahasa dan kata singkatan seperti ‘tak’ , ‘dah’
· soalan yang dikemukakan adalah ringkas , tidak rumit dan berbelit-belit. Dalam dialog itu, kedua-dua pihak harus bertanya, memberi pendapat atau pandangan.
· Jawapan yang diberi kepada soalan adalah panjang lebar
· elakkan penggunaan soalan yang cuma memerlukan jawapan “ya” atau “tidak”.
· soalan-soalan disusun dengan baik supaya terus berkesinambungan.
· kawal jumlah perkataan yang digunakan ( lebih kurang 80 patah perkataan )
· tanda baca yang digunakan harus sesuai dengan nada percakapan. Hati-hati dengan ayat tanya kerana ia berakhir dengan tanda tanya. ( ? )
· mesti di tulis mengikut format ( terpesong format , tolak 3 markah )
· soalan yang diikuti dengan jawapan lengkap di beri markah penuh
· Akhiri perbualan dengan mengucapkan terima kasih kepada yang ditemuramah.
CONTOH KARANGAN
TAJUK
Andaikan bahawa anda menyertai pertandingan syarahan. Dalam pertandingan itu anda telah mendapat tempat kedua. Anda telah dikalahkan oleh peserta bukan Melayu. Anda ingin mengucapkan tahniah dan menyatakan perasaan kagum anda akan kebolehannya. Tulislah dialog anda selengkapnya.
RANGKA.
PENDAHULUAN - mengucapkan tahniah
ISI
a) Siva berharap agar kejayaannya memberi semangat kepada pelajar bukan Melayu yang lain untuk mempelajari Bahasa Melayu.
b) menyatakan perasaan kagum -bertanya tentang cara dia mempelajari Bahasa Melayu
c) Siva menyatakan cara dia mempelajari Bahasa Melayu.
PENUTUP
Siva memberikan dorongan agar sama-sama menguasai bahasa kebangsaan
KARANGAN
( Siva sedang asyik membaca sebuah buku cerita di perpustakaan sekolah )
Azman : Tahniah,Siva,kerana kamu berjaya dalam pertandingan syarahan itu.
Siva : Terima kasih. Saya berharap supaya kejayaan ini akan menaikkan semangat pelajar-pelajar bukan
Melayu yang lain untuk mempelajari Bahasa Melayu.
Azman : Saya kagum melihat kamu bersyarah pada hari ini. Setiap perkataan yang awak ucapkan jelas dan
lancar. Bagaimanakah cara kamu mempelajari Bahasa Melayu ?
Siva : Keluarga saya menggalakkan saya membaca buku-buku Bahasa Melayu yang bermutu .Di
samping itu,saya mempelajari tatabahasa dengan baik. Saya selalu membuka kamus untuk
mempelajari ejaan dan makna kata-kata yang saya baca. Saya melatih diri saya menggunakan
bahasa baku apabila membaca atau bercakap
Azman : Kalau begitu ,tidak hairanlah saya apabila kamu berjaya mengalahkan saya dan beberapa pelajar
Melayu yang lain dalam pertandingan itu. Saya malu,Siva.
Siva : Mengapa ?
Azman : Selama ini saya menganggap Bahasa Melayu sebagai bahasa yang mudah kerana itu adalah
bahasa ibunda saya. Rupa-rupanya saya silap.
Siva : Baguslah, Azman,kalau kamu sudah sedar. Sama-samalah kita belajar menguasai bahasa
kebangsaan negara kita
Azman : Ya,baiklah ,Siva...
Tajuk : Kawan kamu telah kehilangan duit. Dia suka menuduh orang lain tanpa usul periksa. Bagaimanakah cara kamu menasihatinya ? Tuliskan perbualan di antara kamu berdua.
( Kamu dan Azma berada di sudut kantin sekolah )
Malim : Mengapa kamu bermuram saja, Azma ? Apakah kamu ada masalah ?
Azma : Duit saya sebanyak sepuluh ringgit telah hilang Malim.
Malim : Macam mana boleh hilang ?
Azma : Saya letakkan dalam beg. Balik dari rehat sahaja duit dah tak ada. Saya syak Tahir yang
curi,sebab waktu rehat dia tak keluar.
Malim : Bukankah cikgu selalu menasihati agar duit jangan ditinggalkan dalam beg. Sekarang sudah
hilang, mengapa pula menuduh tanpa usul periksa ?
Azma : Jika bukan Tahir, siapa lagi ? Saya pasti memang Tahir ! Dia dengkikan saya !
Malim : Jangan sesekali serkap jarang. Jika bukan dia, bagaimana kita mahu tutup muka kita ? Baik kita
jumpa Cikgu Zaidi. Guru disiplin itu boleh membantu kita.
Azma : Betul juga kata kamu, Malim. Saya berasa bangga mendapat kawan macam kamu.
Soalan : Kamu berpeluang menemuramah seorang bapa kepada sepasang anak kembar yang telah berjaya menjadi doktor perubatan , semasa majlis penyampaian ijazah di Universiti Malaya. Cuba buat satu temuramah itu dengan bertanyakan hal-hal yang berkaitan.
( Setelah memperkenalkan diri kamu , maka kamu mengemukakan soalan-soalan kepada Encik Karim )
Murid : Encik, sebenarnya bagaimana encik mengasuh kedua-dua anak kembar encik Faizul dan
Faizal hingga berjaya menjadi doktor ?
En. Karim : Oh ! Saya pun tidak tahu bagaimana hendak menceritakannya. Hanya saya kira Tuhan
merestui kami sekeluarga.
Murid : Boleh saya tahu bagaimana anak-anak encik ini belajar ?
En. Karim : Mmmmmmm, kalau fasal belajar , mereka memang sungguh berusaha. Hampir sepanjang
waktu mereka asyik dengan buku sahaja. Kalau menonton televisyen itu jarang sekali.
Kerap kali kalau menonton pun mereka menonton siaran berita sahaja.
Murid : Di mana mereka bersekolah ?
En. Karim : Kesemuanya bersekolah di Sekolah Kebangsaan Darau. Kemudian bersekolah menengah
di Sek. Men. Seri Nering, Jerteh. Semuanya mendapat pangkat satu di peringkat Sijil
Pelajaran Malaysia. Semasa itulah mereka mendapat tawaran dan meneruskan pelajaran
di Tingkatan Enam iaitu di Sekolah Tinggi, Jerteh. Apabila mereka lulus mereka belajar di
Universiti Malaya, Kuala Lumpur. Nah ! Sekarang mereka sudah lulus dan menjadi doktor.
Murid : Apakah perasaan encik sekarang ?
En. Karim : Sudah tentu gembira sekali. Kami sekeluarga bersyukur di atas kejayaan gemilang itu.
Murid : Baiklah encik , saya berterima kasih kerana sudi melapangkan masa untuk ditemubual.
En. Karim : Terima kasih kembali.
( Berjabat tangan dengan murid )
Tip :
Sediakan LIMA SOALAN terbaik. Setiap soalan diikuti oleh jawapan dan huraian sebanyak 20 patah perkataan KECUALI pendahuluan.
Subscribe to:
Posts (Atom)